PALU – Film dokumenter ekspedisi Indonesia baru , Silat Tani ini disutradarai oleh Dandy Laksono dengan durasi tayang 70 menit menggambarkan kondisi petani di Wonosobo, Wadas terancam hadirnya perusahaan-perusahaan.
Menghadirkan sejumlah aktivis, seperti Neni Muhidin, Eva Bande, maupun jurnalis, gelar nonton bareng (Nobar) tersebut dilaksanakan Di Nemu Buku, jalan Tururuka Kota Palu, sabtu, (15/10/2022).
Sekretaris AJI Palu, Kartini Nainggolan mengatakan, nonton bareng dan diskusi adalah cara AJI Palu mengidentifikasi hal-hal mendasar dalam dunia pertanian di Sulawesi tengah.
“Konten film silat tani sangat memiliki keterkaitan dengan kondisi petani di daerah ini,” pungkasnya. Sementara Direktur Yayasan Pendidikan Rakyat (YPR) Dodi Moidady yang hadir dalam nobar film silat Tani,menilai dari film ditayangkan petani itu produsen, tapi keuntungannya 30 persen , 70 persen keuntungannya rantai distribusi panjang.
Dia menyebutkan , dari tayangan film itu juga banyak menggambarkan permasalahan dihadapi petani di Jawa , tentu konteksnya berbeda dengan petani ada di Timur berlawanan dengan taman nasioal, industri ekstraktif seperti pertambangan perkebunan sawit dan proyek strategis nasional
Olehnya kata dia, penting pemerintah serius melihat problem-problem dihadapi petani tidak hanya terima bantuan dari pemerintah , ada masalah serius kepastian hak penguasaan lahan. “Sebab petani kita sulit sekali mendapat kepastian hak penguasaan lahan,”pungkasnya. (suluh merdeka)